IMPLEMENTASI CDMA 2000 DI INDONESIA

Implementasi CDMA2000 di Indonesia

Implemantasi dari CDMA2000 di Indonesia merupakan perkembangan yang patut dilirik oleh para pebisnis seluler.Teknologi Seluler berbasis CDMA2000 ini tidak lagi di ragukan kehandalannya dalam berkompeten dengan Sistem Seluler yang berada di Indonesia.Sekarang di Indonesia total pelanggan CDMA2000 melampaui 10 juta. pelanggan . Potensi pertumbuhan pelanggan CDMA2000 di Indonesia diharapkan mencapai 64% dari 66.778 desa yang menggunakan beberapa jenis layanan telekomunikasi. Pertumbuhan ini didorong oleh kualitas suara yang lebih baik, akses broadband yang lebih cepat, biaya total kepemilikan yang lebih rendah, dan ketersediaan perangkat dan layanan dengan harga terjangkau. Saat ini CDMA2000 menjadi teknologi pilihan bagi emerging market. “CDMA Development Group (CDG) sangat antusias melihat perkembangan CDMA2000 yang pesat di Indonesia,” kata James Person, chief operating officer CDG. Kematangan 3G CDMA2000 ini memudahkan operator untuk meraih keuntungan dan menawarkan tarif yang kompetitif.Melalui inisiatif cost reduction seperti Global Handset Requirements for CDMA (GHRC), CDMA Certification Forum (CCF), dan usaha carrier-led device dari CDG, industri CDMA2000 saat ini telah mempertahankan dan mempercepat kehadiran perangkat 3G dengan akses terjangkau untuk telephony, Internet, dan aplikasi yang bernilai tambah. Ketersediaan perangkat dan tarif akses Internet dengan harga yang terjangkau telah membantu meningkatkan penetrasi telepon dan layanan Internet di Indonesia.Operator CDMA yang berkembang di Indonesia antaralain Telkom(Flexy), Indosat(Starone), BakrieTeelcom(Esia), Mobile-8 Telecom,Smart Telecom (Smart), Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria).

Para operator CDMA2000 di Indonesia menghadirkan layanan seperti televisi, musik, pembelajaran jarak jauh, remote medicine, dan e-government melalui perangkat CDMA kepada para pelanggan. Sejak menggunakan layanan CDMA2000 1xEV-DO tahun lalu, Bakrie Telecom, Mobile-8, dan Indosat saat ini memimpin dalam sosialisasi layanan broadband data berkecepatan tinggi di Indonesia.

Beberapa Terobosan Layanan yang dilakukan oleh Beberapa Operator di Indonesia

Untuk Operator Telkom dengan produk TelkomFlexinya maka TelkomFlexi ini menyediakan berbagai layanan, yaitu layanan teleponi (suara dan faksimile) termasuk berbagai fiturnya. Misalnya, call forwarding, barring, hold, waiting, KLIP (kenali langsung identitas pelanggan), CLIR (calling line identification restriction), trimitra, pesan suara, indikator pesan masuk, pesan jangan diganggu, dan bermacam fitur lagi sepanjang dimungkinkan oleh CDMA. Selain itu, bisa untuk menerima SMS (short message service), web service dan pesan bergambar multimedia (MMS-multimedia messaging service), juga layanan pascabayar dan prabayar, kemungkinan pindah area BTS tanpa keluar dari kode area

Mobile-8 pun tidak mau kalah dengan operator-operator yang telah melakukan perkembangan layanan yang di bekali di produknya yang ditawarkan ke pelanggan.Pada tahun 2006 Mobile-8 melakukan sebuah terobosan di Indonesia.Dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1xEV-DO, Mobile-8 meluncurkan layanan mobile television pertama di Indonesia dengan nama TV Mobi. Dengan teknologi ini, pelanggan dapat menonton acara-acara televisi dari telepon selular mereka. Layanan 3G seperti ini akan terus dikembangkan melalui penggunaan CDMA2000 1xEV-DO Rev. A, sebuah teknologi yang membutuhkan piranti lunak sederhana untuk menghadirkan carrier-grade VoIP, push-to-talk, mengirimkan atau menerima e-mail dengan file attachement yang besar, webcam monitoring, siaran televisi, dan layanan broadband lainnya.


Bagaimana Perkembangan CDMA2000 Di Indonesia ??

CDMA2000 merupakan teknologi 3G yang paling banyak digunakan dengan 215 operator di 95 negara termasuk 70 sistem CDMA2000 1xEV-DO yang melayani lebih dari 325 juta pelanggan. Dilihat dari pelanggan 2G cdmaOne, terdapat lebih dari 375 juta pengguna CDMA di seluruh dunia(SDA-Indo.com). CDMA2000 telah menjadi teknologi pilihan bagi cdmaOne, TDMA, analog, dan greenfield operator serta digunakan pada pita frekuensi 450, 700, 800, 1700, 1900 dan 2100 MHz. Lebih dari 1.700 perangkat CDMA2000 dari 92 pemasok telah diluncurkan di pasar.Indonesia merupakan negara yang paling besar pertumbuhan pelanggan CDMA di Asia Tenggara.Perkembangan ini banyak dilirik oleh pelanggan karena keuntungan - keuntungan yang di berikan oleh CDMA2000 antara lain ,CDMA2000 lebih tahan terhadap interfrensi dan noise,murah, akses broadband yang sangat tinggi , dan mudah di bawa kemana-mana .Nah, apakah temen-temen mau beralih ke CDMA2000 ???. Saat ini jumlah pelanggan CDMA2000 di Indonesia melabihi 10 juta , dan akan berkembang terus hingga mencapai jumlah pengguna GSM, ini dikarenakan kemudahan yang diberikan oleh CDMA2000 yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan Salah satu yang meyakini itu adalah Ake Perrson, President CDMA System Ericsson Wireless Communications Inc. “Teknologi CDMA berkembang sangat pesat, sehingga mendorong tingginya permintaan layanan CDMA2000 1X. Perkembangan ini akan berlanjut dan mengambil pangsa pasar yang cukup signifikan dari teknologi nirkabel lainnya,” kata Perrson . Argumen ini di dukung juga oleh Prediksi data Deutsche Bank, market share CDMA2000 diperkirakan akan berlipat ganda pada lima tahun mendatang hingga mencapai 487 juta pelanggan. Pada 2008 market share dari pelanggan CDMA2000 yang menggunakan teknologi 3G ditaksir akan mencapai 50 persen, sedangkan pelanggan GSM hanya 9%.(www.ebizzasia.com )

John Beale, Wakil Presiden Pemasaran Qualcomm CDMA Technologies menyebutkan, posisi pelanggan CDMA secara global selama kuartal I/2003 mencapai 154 juta pelanggan dan 50 juta di antaranya merupakan pelanggan 3G CDMA2000 1X. Menurut dia, perkembangan pasar 3G CDMA yang cukup pesat tersebut tidak lepas dari keunggulan fitur layanan terutama data yang sekaligus juga menawarkan peluang bisnis baru bagi industri wireless (nirkabel). “Perkembangan pasar yang sangat pesat itu juga telah mendorong peningkatan jumlah peralatan 3G CDMA yang dikomersialkan. Kami melihat persentasi pertumbuhan pasar CDMA relatif lebih tinggi dibanding GSM dan Asia Pasifik termasuk kawasan yang penetrasi pasarnya cukup berkembang,” papar John .

Dari para operator di dunia pun tertarik dengan teknologi CDMA2000 , ini di paparkan oleh Director Product and Technical Marketing CDMA System Ericsson Wireless Communication Inc., . Menurut Director Product and Technical Marketing CDMA System Ericsson Wireless Communication Inc., Peter Lancia, komunikasi antara CDMA2000 1X EV-DO (evolution data optimized) dan GSM memang sangat memungkinkan, selama platform-nya menggunakan teknologi yang standar. Menurut John Beale, sebetulnya sudah ada jembatan yang mempertemukan operator GSM masuk ke 3G dengan mengawinkan teknologi GSM dan CDMA 2000-1X. “Kami menyebutnya GSM 1X,” katanya. Ini, sekali lagi, akan membuat CDMA semakin diminati operator seluler dunia.

Faktor yang menjadi pendorong CDMA1X EV - DO, sehingga di minati oleh operator seluler di dunia adalah pengembangan teknologi CDMA 1xEV-DO yang memungkinkan transmisi data hingga kecepatan 2 Mbps. Ini diyakini akan mendorong pertumbuhan pasar CDMA dunia tahun ini sekaligus akan menjadi salah satu kunci sukses bagi operator. Selain itu, dari sisi biaya jaringan yang diperlukan untuk transmisi data, CDMA 1x-EV-DO tergolong paling rendah. Menurut Vice President Pengembangan Bisnis Qualcomm Jepang Jun Yamada, biaya untuk keperluan transmisi data 1 MB dengan menggunakan 1xEV-DO hanya US$0,022, sementara CDMA2000 1X (US$0,059), WCDMA (US$0,069), serta GSM/GPRS (US$0,415).

Selain itu, tambah Yamada, 1xEV-DO juga memiliki keunggulan dibandingkan lainnya dari segi kecepatan dengan kapasitas maksimum mencapai 2,4 Mbps, sedangkan CDMA2000 1X (308Kbps), WCDMA (384 Kbps), dan GSM/GPRS (108 Kbps). “Bagaimanapun efisiensi transmisi sangat identik dengan biaya. Dan biaya adalah segalanya dalam layanan komunikasi data. Traffic data akan terus meningkat sehingga kebutuhan pasar adalah fitur lebih lengkap dengan biaya rendah,” papar Yamada.

Di belahan dunia pun para operator tidak meragukan keunggulan yang di berikan oleh CDMA2000 , bagaimana dengan operator yang ada di Indonesia ?????. Bisa dikatakan operator yang melirik teknologi CDMA2000 di Indonesia , cukup lumayan semoga di masa yang akan datang terus berkembang walaupun akan terjadi persaingan yang sangat kompetitif, bisa dikatakan akan terjadi kanibalisme antara operator seluler yang saling memperebutkan pelanggan , dan untuk para pelanggan pun mengalami jumlah peningkatan .Ini dapat di lihat dari salah satu data yang di berikan oleh salah satu operator yang memainkan teknologi CDMA2000 di Indonesia yaitu Telkom dengan produknya Telkom Flexy .“Pada akhir 2007 ada 6,3 juta pelanggan Flexi, pada kuartal pertama 2008 mencapai 6,8 juta orang dan Mei terdapat 7 juta pelanggan Flexi,” kata Eddy.

Apakah temen-temen akan beralih menggunakan teknologi CDMA2000 dengan menggunakan operator yang temen-temen minati ??? . Nah , semoga ratikel yang di paparkan dari artikel 1 sampai dengan artikel 3 ini dapat memberikan ilmu dan wawasan yang dapat digunakan kelak di kemudian hari . -Terima Kasih -

Referensi :

www.ebizzasia.com









ISU NON TEKNIS CDMA 2000

Perjalanan CDMA2000

CDMA menjadi salah satu alternative yang teruji di wilayah yang padat penduduk seperti di Indonesia dengan kondisi daya beli yang relative rendah serta CDMA ini teruji mampu memberi beberapa aplikasi yang menjadi layanan kebutuhan dari masyarakat.


Para vendor cdma yang masuk di Indonesia antara lain,SanexTe,produk yang dikeluarkan Sanex adalah salah satunya jenis SC 9530, banyak diminati masyarakat karena sudah kompatibel dengan teknologi RUIM (Sim Card) yang sudah dikeluarkan oleh PT TELKOM dengan produknya adalah Telkomflexi.Selain itu Nokia mengeluarkan dua produk ponsel berbasis CDMA terbaru, yakni Nokia 2280 dan Nokia 3105,Motorola meluncurkan seri Motorola V868, yang didukung dengan layar TFT 260.000 warna. Ponsel terbaru Motorola ini tercatat sebagai ponselCDMA pertama dari Motorola yang dilengkapi kamera digital built in.Modottel yang menawarkan dua model terbaru, yakni Modottel WCE-800 dan WCE-300, CDMA baru lain yakni merek Kyocera K112 yang merupakan vendor ponsel asal Jepang ini telah meluncurkan seri Kyocera K112. Ponsel baru ini dilengkapi berbagai fitur, antara lain, scheduler, kalkulator, alarm clock, stopwatch dan T9,kemudian vendor yang berasal dari China, Zhongxing Telecommunication Equipment Co. Ltd (ZTE),yang bekerjasama dengan salah satu Universitas Terkemuka di Indonesia yaitu ITTelkom.



Menurut data yang didapat CDMA2000 ini merupakan salah satu teknologi 3G yang banyak diminati, tercatat 215 operator di 95 negara termasuk 70 sistem CDMA2000 1xEV-DO yang melayani lebih dari 325 juta pelanggan dan terdapat lebih dari 375 juta pengguna CDMA di seluruh dunia, lebih dari 1.700 perangkat CDMA2000 dari lebih dari 92 pemasok telah diluncurkan di pasar, termasuk lebih dari 440 perangkat 1xEV-DO dan 26 perangkat Rev.



Dahulu ada yang namanya we el el (WLL) atau disebut wireless local loop fixed, bentuk ini ada yang analog (ultraphone) ada juga yang digital (DECT), we el el ini tergolong berkualitas jelek. Trus ada lagi yang namanya
nordic mobile telephone dan advance mobile phone system. Namun teknologi wireless ini ada juga yang punya keunggulan tersendiri seperi CDMA yang qt bahas sekarang, ada yang mengganggap kalau CDMA itu lebih unggul dari GSM dalam bidang kapasitas serta kualitas dari voice nya. CDMA ini pun berkembang sesuai arahanya, dari CDMAOne yang di China dan dan Korea sampai CDMA 2000 yang berhasil sampai sekarang sebagai telapone tetap.

Kepincut akan keberhasilan Cina dan Korea, PT Telkom dan PT Indosat kini sedang gencar-gencarnya mempromosikan CDMA 2000-1X. Jatuhnya pilihan kepada CDMA 2000-1X didasari oleh alasan akan kebutuhan percepatan pembangunan. Karena faktor geografis Indonesia yang berpulau-pulau dan bergunung-gunung, membangun fasilitas telekomunikasi selain tidak mudah juga tidak murah. Bercermin dari pengalaman PT Telkom, biaya pembangunan tiap SST (satuan sambungan telepon) konvensional, yaitu menggelar kabel tembaga, memerlukan sekitar 800 hingga 1.000 dollar AS.

Dengan ARPU (average revenue per user - rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) yang rendah, modal baru kembali dalam 15 tahun. Padahal, usia teknis peralatan, walau usia ekonomisnya sebetulnya masih panjang, cuma sekitar empat tahun. Ini karena meski peralatan masih bagus, pabriknya tidak lagi membuat suku cadang model itu, karena teknologi telekomunikasi berkembang sangat cepat dan pabrik harus mengikutinya. Itulah sebabnya, kepadatan telepon per seratus penduduk (teledensity) Indonesia masih rendah, cuma 3,7 telepon (3,7 persen). Padahal, peran telekomunikasi dalam pertumbuhan ekonomi dan kelancaran perdagangan cukup besar, jauh lebih besar dari transportasi.

Kedua operator telekomunikasi BUMN ini menggunakan CDMA 2000-1X, antara lain karena biayanya jauh lebih murah, hanya sekitar 200-250 dollar AS per SST. Selain itu, pembangunannya cepat. Jika penggelaran kabel, diperlukan waktu dua tahunan, untuk fixed wireless waktunya hanya dalam hitungan jam. Kalau perangkat sentral, switching dan BTS (base transceiver station) sudah siap, begitu pelanggan menyelesaikan persyaratan administrasi pasang baru dan membeli handset yang kemudian diprogram nomornya, saat itu pula telepon berfungsi.

Seperti diketahui, Telkom menargetkan pembangunan 40 ribu SST fixed phone wireless CDMA 2000-1X sampai akhir tahun 2002. Pembangunan itu akan dilakukan di tiga kota, yakni Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan. Tahun 2003 ini, Telkom meningkatkan target pembangunan menjadi 770 ribu SST, sehingga sampai 2004 akan tercapai pembangunan 1,5 juta SST. Sementara PT Indosat, dengan basis teknologi yang sama, menyanggupi akan membangun 759 ribu SST sampai 2010, sebagai konsekuensi berlakunya duopoli.

Bagi PT Telkom, hal ini sangat menguntungkan karena akan menghemat waktu yang berarti biaya uang (cost of money) menjadi rendah. PT Telkom menggandeng Samsung dari Korea yang sudah berpengalaman dalam implementasi CDMA di negaranya. Asal tahu saja, populasi pengguna teknologi ini di Negeri Ginseng itu mencapai 20 jutaan. Secara resmi, untuk pertama kalinya CDMA 2000-1X PT Telkom ini diluncurkan di Surabaya, akhir Nopember 2002 lalu. Namanya TelkomFlexi, bekerja pada frekuensi 800 MHz. Telkom tidak bisa menggunakan frekuensi ini di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, karena Ratelindo dan Komselindo sudah memiliki dan mengoperasikannya.

Komselindo menggunakan frekuensi 800 MHz sebanyak 10 MHz di side B frekuensi 835-845 MHz dan 880-890 MHz untuk AMPS dan CDMAOne, sementara Ratelindo 10 MHz di band A frekuensi 825-835 MHz dan 870-880MHz. Untuk CDMA 2000-1X-nya pada frekuensi 800 MHz, PT Telkom cuma mendapat alokasi 5 MHz, antara 825-830 MHz. Yang menarik, karena sifatnya wireless, meskipun CDMA 2000-1X digunakan untuk fixed wireless seperti halnya telepon tetap kabel di rumah kita, TelkomFlexi tetap lebih lentur dan fleksibel. Selain untuk telepon meja, handset-nya bisa ditenteng-tenteng dan dipakai sepanjang masih dalam lingkup areanya atau lingkup BTS-nya. Contohnya adalah C-Phone yang sudah lebih dulu beroperasi di Surabaya.

Pihak Telkom menyebut area ini dengan nama Area Flexi, area di mana terminal pelanggan itu terdaftar. Kalau di area BTS, maka pelanggan bisa membawa terminalnya pada jangkauan sekitar dua kilometer, sesuai area liputan BTS, tetapi sangat tergantung pada kontur bumi atau kepadatan gedung. Pada praktiknya, kalau terminal dibawa keluar area BTS, pelanggan TelkomFlexi cuma dikenai charge sebesar Rp 50 per menit, dengan menggunakan fitur automutasi. Sementara tarifnya, ditetapkan sama dengan tarif telepon tetap PT Telkom, bukan tarif airtime seluler. Jadi, tarifnya relatif murah.

Secara teknologi, TelkomFlexi bisa dibawa ke mana saja sepanjang ada jaringan CDMA 2000-1X. Misalnya dari Surabaya ke Malang, namun itu akan menimbulkan persaingan tidak sehat dengan operator seluler, sehingga antarkode area, CDMA 2000-1X dibuat tidak bisa roaming. Ini berbeda dengan telepon tetap (PSTN-public switched telephone network) walau tarifnya - termasuk panggilan jarak jauh (SLJJ) - sama, TelkomFlexi tetap jauh lebih murah. Apalagi, TelkomFlexi juga menyediakan layanan prabayar, yang selain tarif standar juga masih akan dikenai lagi pungutan tambahan (surcharge).

Menariknya lagi, TelkomFlexi ini menyediakan berbagai layanan, yaitu layanan teleponi (suara dan faksimile) termasuk berbagai fiturnya. Misalnya, call forwarding, barring, hold, waiting, KLIP (kenali langsung identitas pelanggan), CLIR (calling line identification restriction), trimitra, pesan suara, indikator pesan masuk, pesan jangan diganggu, dan bermacam fitur lagi sepanjang dimungkinkan oleh CDMA. Selain itu, bisa untuk menerima SMS (short message service), web service dan pesan bergambar multimedia (MMS-multimedia messaging service), juga layanan pascabayar dan prabayar, kemungkinan pindah area BTS tanpa keluar dari kode area.

Setelah diluncurkan di Surabaya (kode area 031), TelkomFlexi secara resmi dikomersialkan mulai bulan Desember 2002 lalu sebanyak 25.000 SST. Dalam waktu dekat, dengan dukungan Samsung, TelkomFlexi akan melebarkan sayapnya ke Denpasar, Balikpapan dan kota-kota lain di Indonesia yang masih kesulitan dalam menambah nomor baru. Pihak Samsung mendapat kontrak senilai 14,7 juta dollar AS untuk membangun 40.000 SST, termasuk 16 BTS CDMA 2000-1X untuk TelkomFlexi, 10 BTS di antaranya, untuk Surabaya. Dari jumlah itu, termasuk 10.000 untuk Denpasar dan 5.000 untuk Balikpapan. Proyek T-21 paket kedua, PT Telkom sendiri akan membangun 802.000 SST fixed wireless dengan teknologi berbasis CDMA 2000-1X.

Pelanggan TelkomFlexi harus menyediakan sendiri terminal handset-nya, yang kini diperkirakan harganya sekitar Rp 1,3 juta sampai Rp 3 juta per buah. Selain terminal, pelanggan di Surabaya juga harus membayar biaya pasang baru yang ditetapkan sebesar Rp 150.000 per SST, sama dengan tarif pasang baru dan biaya bulanan (abonemen) segmen bisnis. PT Telkom menyarankan calon pelanggan agar membeli handset yang khusus triband yang bisa bekerja pada frekuensi 800 MHz, 1.800 MHz, dan 1.900 MHz. Terminal lama milik pelanggan C-Phone di Surabaya masih bisa digunakan meskipun beberapa layanan yang diberikan oleh TelkomFlexi tidak bisa difungsikan di terminal ini.

Menurut Kepala Fixed Wireless PT Telkom Alex Sinaga, himbauan tadi perlu disampaikan karena ternyata PT Telkom terpaksa menggunakan dua frekuensi untuk operasional CDMA-nya, yaitu di 800 MHz dan 1.900 MHz. Frekuensi 800 digunakan untuk daerah luar Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, karena di tiga daerah itu PT Telkom mendapat frekuensi 1900 MHz, akibat pemilik frekuensi 800 enggan berbagi dengan PT Telkom. Untuk Divisi Regional II Jakarta, CDMA-1X akan mulai dioperasikan pada triwulan pertama tahun 2003, dengan jumlah awal sebanyak 90.000 SST. Terminal CDMA 2000-1X itu akan bisa digunakan untuk bergerak di wilayah kode areanya.

Meski wilayah Divre II Jakarta meliputi juga Bogor, Purwakarta, Karawang, dan Serang, terminal berkode area nomor 021 tidak bisa digunakan di area lain, misalnya Bogor (0251). Wilayah cakupan 021 pun, dibagi lima sesuai wilayah kantor daerah telekomunikasi (kandatel) plus sebagian Datel Bekasi dan Tangerang, sepanjang masih menggunakan kode area 021. Penggunaan di luar wilayah tadi dikenai biaya mutasi sebesar Rp 50 per menit. Tapi biaya ini, lagi-lagi, masih murah dibanding telepon tetap.

Perluasan operasional CDMA 2000-1X sebagai fixed cellular yang bisa digunakan untuk bergerak itu meresahkan operator seluler, sebab akan terjadi persaingan tajam antarkeduanya. CDMA yang dioperasikan PT Telkom diramalkan akan bisa merebut hati masyakarat, antara lain karena pulsanya lokal, sekitar separuh tarif airtime seluler. Apalagi, data dari operator seluler menyebutkan, sekitar 90 persen pengguna seluler tidak pernah keluar dari areanya dan lebih banyak menggunakan ponselnya untuk panggilan lokal. Persaingan akan makin tajam dan pasti akan mendapat protes keras dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), apalagi kalau CDMA bisa digunakan antarkode area.

Konon, di frekuensi 1900 MHz masih tersedia pita 20 MHz. Pihak PT Telkom akan mendapatkan 10 MHz, sisanya digunakan PT Indosat yang juga mengoperasikan CDMA 2000-1X, dan satu operator baru. Sebelumnya, di frekuensi 1900 ini sudah beroperasi C-phone di Surabaya yang menggunakan teknologi CDMA dan PHS (personal handyphone system) di Jakarta. PHS ini dioperasikan secara terbatas dengan jumlah sementara 1.000 SST di sekitar Bintaro, Blok M, dan Istana Presiden. Sama dengan sifat CDMA 2000-1X, PHS ini juga berupa fixed cellular dengan mobilitas di jangkauan BTS-nya.

Bagi konsumen, perkembangan demikian jelas akan menguntungkan karena tersedia sejumlah alternatif pilihan. Bagi para vendor, mulai beroperasinya teknologi CDMA fixed cellular juga membuka peluang bisnis baru: menyediakan terminal. Bahkan, disebut-sebut sejumlah pemain baru pun ikut nimbrung dengan memunculkan produk-produk terbarunya.

CDMA Development Group (CDG) mengumumkan bahwa total jumlah pelanggan CDMA2000 di Indonesia telah melampaui angka 10 juta.

CDG menyatakan hanya dengan 36 persen dari 66.778 desa di Indonesia yang menggunakan beberapa jenis layanan telekomunikasi, potensi pertumbuhan pelanggan CDMA2000 secara menakjubkan diharapkan mencapai 64 persen CAGR.

"CDG sangat antusias melihat perkembangan CDMA2000 yang pesat di Indonesia. Di pasar dimana hanya satu dari empat orang yang memiliki akses telepon, CDM2000 telah terbukti sebagai teknologi pilihan untuk menghadirkan layanan telepon, akses Internet, televisi dan broadband data," kata James Person, Chief Operating Officer CDG pada acara CEO Roundtable dan Executive Briefing yang dihadiri enam operator CDMA2000 di Jakarta, Senin.

James mengatakan jaringan ekonomi yang kondusif, ketersediaan perangkat entry-level dan kematangan 3G CDMA2000 menghadirkan kemudahan bagi para operator di seluruh dunia untuk meraih keuntungan sekaligus menawarkan tarif yang sangat kompetitif.

Dia melanjutkan pertumbuhan ini didorong oleh kualitas suara yang lebih baik, akses broadband yang lebih cepat, biaya total kepemilikan yang lebih rendah serta ketersediaan perangkat dan layanan dengan harga terjangkau yang menjadikan CDMA2000 teknologi pilihan bagi emerging market.

Melalui inisiatif cost reduction seperti Global Handset Requirements for CDMA (GHRC), CDMA Certification Forum (CCF) dan usaha carrier-led device dari CDG, industri CDMA telah mempertahankan dan mempercepat kepimpinannya dalam menghadirkan perangkat 3G dengan akses terjangkau untuk telephony, Internet serta layanan dan aplikasi yang bernilai tambah.

James mengatakan ketersediaan perangkat dan tarif akses Internet dengan harga yang terjangkau telah membantu meningkatkan penetrasi telepon dan layanan Internet di kawasan ini.

CDG melihat para operator CDMA2000 di wilayah ini menghadirkan layanan seperti televisi, musik, pembelajaran jarak jauh, remote medicine dan e-government melalui perangkat CDMA kepada para pelanggan.

Sejak menggunakan layanan CDMA2000 1xEV-DO tahun lalu, Bakrie Telecom, Mobile-8 dan INDOSAT saat ini memimpin dalam upaya sosialisasi layanan broadband data berkecepatan tinggi di Indonesia.

Sebagai contoh, pada bulan Oktober 2006, dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1xEV-DO, Mobile-8 meluncurkan layanan mobile television pertama di Indonesia yang dinamakan TV Mobi dimana pelanggan dapat menonton acara-acara televisi dari telepon selular mereka.

Layanan 3G seperti ini akan terus dikembangkan melalui penggunaan CDMA2000 1xEV-DO Rev. A, sebuah teknologi yang membutuhkan piranti lunak yang sederhana untuk menghadirkan carrier-grade VoIP, push-to-talk, mengirimkan atau menerima email dengan file attachement yang besar, webcam monitoring, siaran televisi serta masih banyak layanan broadband generasi mendatang lainnya.

CDMA2000 telah terbukti sebagai solusi yang terbaik untuk melayani berbagai kebutuhan pelanggan dalam wilayah yang padat penduduknya di Indonesia serta kebutuhan dasar para pengguna ini yang memiliki daya beli yang terbatas di wilayah yang tingkat populasinya rendah di Indonesia.

Pada CEO Roundtable dan Executive Briefing yang diselenggarakan hari ini yang dihadiri enam operator CDMA2000®, CDMA Development Group (CDG) mengumumkan bahwa total jumlah pelanggan CDMA2000 di Indonesia telah melampaui angka 10 juta.

Hanya dengan 36% dari 66.778 desa di Indonesia yang menggunakan beberapa jenis layanan telekomunikasi, potensi pertumbuhan pelanggan CDMA2000 diharapkan mencapai 64% CAGR secara menakjubkan.

Pertumbuhan ini didorong oleh kualitas suara yang lebih baik, akses broadband yang lebih cepat, biaya total kepemilikan yang lebih rendah serta ketersediaan perangkat dan layanan dengan harga terjangkau – yang menjadikan CDMA2000 teknologi pilihan bagi emerging market.

Negara

Operator

Jaringan

Indonesia

Bakrie Teleco

1X (telah diluncurkan)
EV-DO (telah diluncurkan)

Indonesia

INDOSAT

1X (telah diluncurkan)
EV-DO Rel 0 (telah diluncurkan)

Indonesia

Mobile-8 Teleco

1X (telah diluncurkan)
EV-DO Rel 0 (telah diluncurkan)

Indonesia

Sampoerna Telekomunikasi

1X (telah diluncurkan)

Indonesia

Smart Telecom (sebelumnya Sinar Mas Group, Indoprima Mikroselindo)

1X (akan diluncurkan)

Indonesia

TELKOM

1X (telah diluncurkan)

CDG sangat antusias melihat perkembangan CDMA2000 yang pesat di Indonesia, kata James Person, chief operating officer CDG. Di pasar dimana hanya satu dari empat orang yang memiliki akses telepon, CDM2000 telah terbukti sebagai teknologi pilihan untuk menghadirkan layanan telepon, akses Internet, televisi dan broadband data.

Tidak seperti teknologi 2G, jaringan ekonomi yang kondusif, ketersediaan perangkat entry-level dan kematangan 3G CDMA2000 menghadirkan kemudahan bagi para operator di seluruh dunia untuk meraih keuntungan sekaligus menawarkan tarif yang sangat kompetitif.

Melalui inisiatif cost reduction seperti Global Handset Requirements for CDMA (GHRC), CDMA Certification Forum (CCF) dan usaha carrier-led device dari CDG, industri CDMA telah mempertahankan dan mempercepat kepimpinannya dalam menghadirkan perangkat 3G dengan akses terjangkau untuk telephony, Internet serta layanan dan aplikasi yang bernilai tambah. Ketersediaan perangkat dan tarif akses Internet dengan harga yang terjangkau telah membantu meningkatkan penetrasi telepon dan layanan Internet di kawasan ini.

Para operator CDMA2000 di wilayah ini menghadirkan layanan seperti televisi, musik, pembelajaran jarak jauh, remote medicine dan e-government melalui perangkat CDMA kepada para pelanggan. Sejak menggunakan layanan CDMA2000 1xEV-DO tahun lalu,
Bakrie Telecom, Mobile-8 dan INDOSAT saat ini memimpin dalam upaya sosialisasi layanan broadband data berkecepatan tinggi di Indonesia.

Sebagai contoh, pada bulan Oktober 2006, dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1xEV-DO, Mobile-8 meluncurkan layanan mobile television pertama di Indonesia yang dinamakan TV Mobi dimana pelanggan dapat menonton acara-acara televisi dari telepon selular mereka. Layanan 3G seperti ini akan terus dikembangkan melalui penggunaan CDMA2000 1xEV-DO Rev. A, sebuah teknologi yang membutuhkan piranti lunak yang sederhana untuk menghadirkan carrier-grade VoIP, push-to-talk, mengirimkan atau menerima email dengan file attachement yang besar, webcam monitoring, siaran televisi serta masih banyak layanan broadband generasi mendatang lainnya.

INDUSTRI telepon seluler di India sedang gonjang- ganjing. Reliance--suatu raksasa industri yang sejatinya bergerak di bidang petrokimia dan penyulingan minyak--mulai memasuki pasar telekomunikasi ritel melalui perusahaan Reliance Infocomm.

O>small 2small 0<-operator seluler resah karena produk yang ditawarkan oleh Reliance Infocomm berupa layanan telepon tetap nirkabel atau disebut dengan WLL (wireless local loop) dengan tambahan fitur limited mobility (bergerak secara terbatas). Dengan teknologi CDMA 2000-1X yang dikembangkan oleh perusahaan Qualcomm yang berkedudukan di AS, fitur limited mobility ini bisa direalisasikan.

Dalam terminologi teknologi, layanan limited mobility dan layanan seluler adalah hampir identik dan merupakan layanan antara layanan telepon bergerak dan layanan telepon tetap. Masalahnya, tarif yang ditawarkan mengacu kepada tarif telepon tetap yang memang jauh lebih murah. Ini yang mengkhawatirkan para operator seluler karena diperkirakan akan banyak pelanggan mereka yang beralih ke produk telepon tetap berfitur limited mobility ini.

Tarif limited mobility-yang dapat disetarakan dengan biaya airtime-yang dikenakan kepada pelanggan adalah hanya sekitar 1 sen dollar AS (di bawah Rp 100). Tarif ini sepertiga biaya airtime yang ditawarkan semua operator seluler di India.

Layanan dan fitur-fitur yang bisa dinikmati oleh pelanggan juga lebih luas dari layanan seluler eksisting yang berbasis teknologi GSM, seperti akses Internet, berita, permainan dan ke depan layanan-layanan interaktif. Tentu saja layanan-layanan standar seluler seperti SMS dan caller line identification presentation (CLIP) bisa dipenuhi.

Layanan yang diluncurkan Desember 2002 ini memicu perang tarif dan sasaran pasarnya adalah mereka yang memiliki pesawat televisi yang saat ini jumlahnya sekitar 90 juta. Keagresifan Reliance, menurut majalah Far Eastern Economic Review, memicu pula pengaduan dari operator-operator seluler eksisting ke Mahkamah Agung (MA) India. Hakim MA menyarankan pentingnya menetapkan "area bermain" dari kedua pihak yang bersengketa tersebut.

Pada saat produk WLL-CDMA Reliance diluncurkan, menurut analis Credit Suisse First Boston, harga saham Bharti Tele Venture (BTVL)-operator seluler GSM yang juga dimiliki sebagian oleh SingTel-menukik tajam dari 26 rupee menjadi 22 rupee.

Di Indonesia

Pada masa yang hampir sama, PT Telkom di Indonesia juga meluncurkan produk yang dinamai TelkomFlexi pada 23 Desember 2002. Produk ini sejenis dengan produk Reliance Infocomm dan juga berbasis teknologi CDMA 2000-1X.

TelkomFlexi adalah produk telepon tetap nirkabel (fixed wireless) baik untuk suara maupun data, di mana pelanggan bisa melakukan panggilan dan dipanggil pada posisi di mana pun selama berada di area flexi. Pemakainya dikenai tarif sama dengan tarif telepon, tetap tanpa biaya airtime dan pelanggan bisa bergerak sepanjang berada di area flexi.

Yang menjadikan produk ini sama dengan produk WLL Reliance adalah kemampuan untuk bergerak secara terbatas selain menawarkan pula fitur automutasi. Dengan fitur ini, pelanggan dimungkinkan berkomunikasi di luar area flexi di mana terminal pelanggan terdaftar, selama masih dalam satu cakupan kode area (021 misalnya untuk Jakarta).

Dikabarkan bahwa untuk fitur automutasi ini, pelanggan akan dikenai biaya sekitar Rp 100 per menit. Tarif ini, apabila benar, akan jauh lebih murah daripada tarif airtime seluler yaitu sebesar Rp 325 per menit. Akankah TelkomFlexi menghantam industri seluler berbasis GSM yang saat ini menjadi primadona industri telekomunikasi di Indonesia?

Ada beberapa indikasi yang perlu kita cermati di samping faktor tarif, yaitu

1. Diperkirakan jumlah pelanggan seluler yang melakukan perjalanan ke kota lain (atau berpindah kode area) hanyalah sekitar 20 persen. Kemudahan untuk roaming ini menjadi keunggulan produk seluler dibandingkan TelkomFlexi. Berarti, operator seluler harus mewaspadai kemungkinan migrasi sebagian dari sekitar 80 persen pelanggan yang hanya bergerak hanya dalam satu kode area karena faktor murahnya tarif tadi.

2. Kapasitas TelkomFlexi yang akan dibangun, menurut manajemen PT Telkom yang dilansir beberapa media massa, hanya sebesar 1,6 juta SST (satuan sambungan telepon) selama tiga tahun. Sedangkan addressable market (pasar yang masih bisa disasar) adalah sebesar 20 juta-30 juta pelanggan untuk saat ini. Peluang masih cukup terbuka, tetapi diperlukan suatu efisiensi bagi para operator seluler berbasis GSM atas pemanfaatan pita frekuensi yang dialokasikan, yang menjadi salah satu faktor untuk menekan tarif airtime untuk bisa bersaing.

3. Sebagai operator incumbent, PT Telkom memiliki baik prasarana yang luas (ubiquitous) maupun pelanggan yang cukup besar dan riel. Kondisi agak berbeda dengan Reliance Infocomm yang merupakan pendatang baru, walaupun juga mulai membangun jaringan utama yang luas di India.

Artinya, posisi PT Telkom cukup kuat dalam memasuki bisnis WLL ini jika dibandingkan dengan Reliance walau Reliance didukung oleh finansial yang kuat. Reliance saat ini masih menghadapi masalah dalam melakukan interkoneksi, hubungan di mana pelanggan Reliance dapat berhubungan dengan pelanggan operator seluler lainnya. Posisi PT Telkom agak berbeda karena semua operator telekomunikasi lainnya di Indonesia justru membutuhkan hubungan interkoneksi dengannya.

4. Pemosisian terminal telepon untuk TelkomFlexi yang mengarah kepada gaya hidup. Secara sederhana ada dua macam terminal telepon, yaitu berbentuk desktop (semacam pesawat telepon rumah yang ada sekarang) dan berbentuk handheld, semacam telepon seluler (ponsel) yang sangat populer.

Terminal yang berbentuk ponsel juga akan dilengkapi kartu identitas pemakai semacam kartu SIM pada produk seluler berbasis GSM. Ini yang justru akan memungkinkan pelanggan yang mengutamakan gaya hidup beralih. Dengan fasilitas semacam kartu SIM ini pula, TelkomFlexi dapat ditawarkan baik dalam bentuk prabayar maupun pascabayar.

5. Kemampuan teknologi CDMA 2000-1X mengirim data dengan kecepatan sampai 144 Kbps (kilobit per detik) akan memberikan keleluasaan bagi Telkom untuk mengembangkan value creation untuk ditawarkan kepada pelanggannya seperti halnya Reliance Infocomm. Hal ini membuat teknologi CDMA 2000-1X sudah disebut dengan teknologi 3G. Walaupun diposisikan sebagai layanan telepon tetap (pontap) nirkabel, kemampuan ini diyakini akan memunculkan pelanggan-pelanggan baru dan juga operator-operator content interactive (misalnya game, info, chat, dan sebagainya) yang baru di Indonesia.

Selama ini pula terbukti bahwa budaya masyarakat Asia Timur dan Tenggara mendukung tumbuhnya layanan content interactive. Seperti SMS (yang paling sederhana) dan suksesnya produk i-Mode dari NTT DoCoMo serta suksesnya operator-operator seluler di Korea Selatan (SK Telecom, KT Freetel) dalam menggelar layanan ini.

Apalagi teknologi CDMA 2000-1X ini bisa dengan mudah ditingkatkan ke CDMA 2000- 1X EV-DO (evolution data only/optimized) yang mampu memberikan layanan komunikasi data dengan maksimum kecepatan 2,4 Mbps (megabit per detik). Sebagai perbandingan, operator seluler utama di Indonesia berbasis GSM dan saat ini mulai menerapkan DCS 1800 menuju kepada teknologi GPRS (general packet radio service) yaitu teknologi 2,5G/generasi ke 2,5 dengan kecepatan data maksimum 114 Kbps.

Memang menarik apakah fenomena WLL-CDMA ini akan mengancam industri telepon seluler berbasis GSM yang selama ini menjadi bagian terbesar pangsa pasar dunia dengan menguasai hampir 70 persen jumlah pemakai di seluruh dunia. Kekuatan inilah yang menjadikan mereka mampu roaming di hampir seluruh belahan bumi.

Tampaknya saat ini tengah terjadi persaingan yang ketat dalam teknologi nirkabel antara teknologi berbasis GSM dan teknologi berbasis CDMA yang notabene sering disebut lanjutan versi digital dari AMPS. Bagaimana kubu CDMA yang dimotori oleh Qualcomm menyerang kubu GSM adalah melalui dua cara utama yang sistematis.

1. Mereka memulai dari Asia yang memang menjadi pasar terbesar layanan nirkabel masa depan. Sukses diraih dengan men-CDMA-kan Korea Selatan sehingga Korea Selatan adalah negara pertama yang mampu menyebarkan apa yang mereka klaim sebagai layanan 3G pertama di dunia secara luas dengan pelanggan lebih dari 30 juta.

Sasaran berikutnya adalah Cina, di mana saat ini China Unicom telah memulai memanfaatkan teknologi CDMA 2000-1X. Cina adalah negara dengan pasar telepon bergerak terbesar di dunia dan operator China Unicom telah mulai menggelar telepon seluler berbasis teknologi CDMA 2000-1X awal tahun ini dengan proyeksi 30 juta sampai dengan tahun 2004 di 300 kotanya. Berikutnya pijakan dilakukan di India dan Indonesia melalui layanan WLL.

2. Mereka juga memulai tidak murni dari layanan telepon seluler, tetapi juga dari layanan telepon tetap nirkabel seperti halnya WLL-CDMA-nya Reliance atau TelkomFlexi-nya Telkom. Di Brasil, operator Vesper juga telah mengoperasikan WLL-CDMA, tetapi berbasis teknologi yang lebih kuno, yaitu CDMAOne IS-95B dan akan masuk pula ke teknologi CDMA 2000-1x. Hal yang sama juga dilakukan oleh operator di Mauritius dan tampaknya cara ini yang mengkhawatirkan para operator seluler yang berbasis GSM.

Bagi pelanggan (khususnya di Indonesia) diluncurkannya produk TelkomFlexi mestinya membawa berkah karena akan memaksa operator-operator seluler untuk meninjau kembali sistem penarifannya. Kita tahu bahwa selama ini yang terus diawasi oleh masyarakat pengguna adalah tarif telepon tetap seperti kejadian beberapa waktu yang lalu di mana pemerintah menunda kenaikan tarif telepon.

Untuk seluler, kontrol tarif ini tampaknya tidak seperti yang terjadi pada tarif telepon tetap. Dan tampaknya hal inilah yang mencerminkan hakikat sebenarnya dari suatu kompetisi pada industri telekomunikasi di Indonesia.

Pergeseran frekuensi

Pergeseran frekuensi CDMA 2000 1X memiliki konsekuensi ekonomis sangat tinggi. Menurut Suryatin Setiawan, Direktur Jasa Bisnis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), pergeseran frekuensi diperkirakna bakal menimbulkan ongkos tinggi bagi pihak yang telah beroperasi di frekuensi tersebut.

“Sehingga, hal itu, perlu ada pengkajian lebih dalam. Karena, pergeseran frekuensi bukan hal yang mudah dilakukan, dan konsekuensi ekonomis sangat besar,” kata Suryatin, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, pemerintah telah melontarkan kemungkinan penataan ulang frekuensi CDMA2000 1X yang berada di frekuensi 1900MHz. Langkah tersebut akan ditempuh, guna mengoptimalkan penyelenggaraan layanan telekomunikasi generasi ketiga (3G) sesuai standar IMT-2000.

Lebih jauh, Suryatin mengatakan, pergeseran frekuensi merupakan peristiwa yang besar. Sehingga harus ada diskusi yang ketat mengenai rencana tersebut. Apalagi, hal itu menyangkut biaya yang besar. Telkom, sebagai badan usaha, lanjut dia, harus memikirkan siapa yang akan bertanggung jawab atas dana yang harus dikeluarkan untuk rencana tersebut.

Namun demikian, diakui Suryatin, pihaknya belum secara detik mengetahui rencana ini. Suryatin juga mengaku belum mendapatkan pemberitahuan resmi dari pemerintah. Bahkan, pihaknya baru mendengar masalah tersebut dari pers.

Senada dengan Suryatin, Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi mengatakan, konsekuensi biaya untuk pergeseran frekuensi sangat besar. Dan, dipastikan hal itu akan mempengaruhi operasional produk CDMA 2000 IX yang sudah beroperasi seperti produk milik PT Indosat maupun PT Telkom. “Sehingga saya kira pemerintah harus melihat kembali urgensi pergeseran frekuensi ini,” katanya.

Heru mengungkapkan, pembagian frekuensi yang sudah ada, secara teoritis sebetulnya masih tersisa frekuensi sebanyak 30 MHz untuk dua penyelenggara layanan 3G. Hal itu dikarenakan total alokasi frekuensi yang disediakan untuk penyelenggaraan 3G adalah 60 Mhz.

Lebih jauh, karena alokasi frekuensi antara CDMA2000 1X dan IMT-2000 berhimpitan, dikhawatirkan akan terjadi gangguan (interferen) jika tidak disediakan guard band (frekuensi penjaga). Untuk itu, dapat dimengerti, bila untuk menghindari hal tersebut, pemerintah mengkaji berbagai kemungkinan, yang salah satunya adalah dengan menggeser frekuensi CDMA 2000 1X .

Referensi :

www.rileks.com

PENGENALAN SISTEM SELULER CDMA2000

APA SIH MENARIKNYA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI CDMA2000 ????



Dengan mendengar nama CDMA 2000, pasti telinga temen - temen merasa asing dan bertanya apa sih CDMA 2000 itu ?? nah, di sini saya akan memaparkan penjelasan tentang Pengenalan Sistem Seluler cdma 2000. Temen- temen pasti meragukan kemampuan dari Sistem Seluler CDMA dibandingkan GSM. Jangan salah sangka dulu jika temen- temen belum membaca artikel di bawah ini. Kemampuan Selular CDMA 2000 jauh lebih baik dari Selular yang berbasis GSM , mengapa ?? dari segi kualiatas suara dan kapasitas CDMA 2000 lebih handal dibandingkan GSM (Global Sytem for Mobile Communications ). Berangkat dari pendahulunya CDMAOne yang sampai sekarang masih di aplikasikan di Negara Korea dan Cina , CDMA2000 lebih di manfaatkan untuk telepon tetap .

CDMA (Code Divison Multiple Access ) yaitu teknik akses jamak (Multiple Access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. CDMA merupakan teknologi digital tanpa kabel (Digital Wireless Teknologi) yang pertama kali dibuat oleh perusahaan Amerika Qualcomm CDMA merupakan beberapa penggunaan dari berbagai spektrum frekuensi yang sama tanpa ada pembicaraan ganda.

Hal ini menyebabkan CDMA lebih tahan terhadap interferensi dan noise.Untuk menandai user yang memakai spektrum frekuensi yang sama, CDMA menggunakan kode yang unik yaitu PRCS (Pseudo Random Code Sequence).Berbeda dengan FDMA (frequency Division Multiple Access) dan TDMA(Time Division Multiple Access),maka CDMA menggunakan waktu dan frequenci yang sama dalam akses untuk masing-masing user. Penggunaan frekuensi dan waktu yang sama menyebabkan CDMA rentan terhadap interferensi. Semakin besar interferensi yang terjadi maka kapasitas CDMA semakin kecil.

CDMA2000 adalah suatu platform teknologi nirkabel yang merupakan bagian dari spesifikasi IMT-2000 dan merupakan perluasan dari platform teknologi CDMA One yang menggunakan standar IS-95A/B dan J-STD-008. Sistem CDMA2000 dioperasikan secara ekonomis di berbagai lingkungan.

TEKNOLOGI CDMA2000 berangkat dari CDMA-One (IS-95A) yang merupakan generasi kedua (2G) dengan layanan berupa suara (voice) dan data berkecepatan rendah (maksimum 14,4 kbps). CDMA-One ini berkembang sangat populer, terutama di Amerika Utara. Teknologi CDMA-One ini kemudian dikembangkan lagi menjadi CDMA-One (IS-95B) yang mampu menyediakan layanan data sampai 115 kbps. Untuk dapat melakukan transmisi data lebih tinggi, maka teknologi CDMA-One (IS-95B) ini dikembangkan menjadi CDMA2000.

Konsep dari CDMA2000 ini adalah menggunakan kode-kode berkorelasi, yaitu walsh code untuk sistem multipel aksesnya atau untuk membedakan satu subscriber dengan subscriber lain.
Proses pengiriman dan penerimaan informasi pada CDMA2000 dilakukan dengan cara, informasi yang akan dikirim (misalkan, suara kita) akan diubah menjadi sinyal digital melalui encoder dan kemudian disebar (spreading) sepanjang lebar pita dari kanal CDMA20
00 dengan menggunakan walsh code.

Hal ini bertujuan agar informasi yang dikirim masih dapat dikenali apabila sebagian dari sinyal tersebut ada yang rusak, misalnya karena terkena pantulan dari gedung, jamming, dan sebagainya.

Selama pengirimannya, informasi awal yang telah dikodekan ini akan tercampur dengan derau dasar, interferensi dari luar, interferensi dari sel lain, dan interferensi dari pemakai lain sehingga informasi awal tersebut menjadi sinyal campuran.

Pada sisi penerima, untuk memisahkan informasi awal dari sinyal campuran, digunakan alat yang disebut walsh code correlator. Untuk mendapatkan informasi awal maka setelah melewati walsh code correlator, sinyal tersebut harus melalui dekoder kembali, kemudian didapat informasi awal yang dikirim.

Salah satu karakteristik penting lain dari CDMA2000 ini adalah soft capacity. Semakin banyak orang dalam pesta tersebut, semakin tidak jelas pembicaraan tiap-tiap pasang orang.

Mirip dengan analogi di atas, CDMA2000 juga mempunyai kapasitas yang tidak tetap (variable capacity) yang tergantung dari kualitas suara yang diinginkan. Semakin tinggi kapasitasnya, interferensi yang terjadi juga semakin banyak dan kualitas suara juga akan menurun, demikian juga sebaliknya.

Selain menggunakan walsh code untuk multipel aksesnya, CDMA2000 juga menggunakan frequency division multiple access (FDMA) untuk meningkatkan jumlah kapasitas pemakainya dalam suatu sel.

Teknologi CDMA2000 ini menggunakan pita lebar (bandwidth) mulai dari 1,25 MHz sampai 15 Mhz dan mempunyai alokasi pada frekuensi 450 MHz, 800 MHz (cellular band), 1.700 MHz, 1.900 (PCS Band), atau 2,1 GHz yang sangat tergantung dari regulasi tiap-tiap negara.

Kelebihan lain dari teknologi CDMA2000 ini adalah pemakaian power yang selalu diatur seminimum mungkin, yaitu dengan menggunakan power control yang memungkinkan pengaturan daya yang dipancarkan oleh handset setiap 1,25 ms sehingga mempunyai efek positif bagi kesehatan pemakainya dan tingkat interferensi juga dapat ditekan seminimum mungkin. Ditinjau dari keamanan datanya, CDMA2000 juga mempunyai tingkat keamanan yang baik, yaitu menggunakan proses enkripsi yang berlapis sehingga tidak mudah disadap.

Untuk berpindah dari satu sel ke sel lain (handoff), base station CDMA2000 menggunakan bantuan satelit GPS (Global Positioning System) untuk proses sinkronisasi antarsel sehingga memungkinkan pengguna menggunakan telepon selama perjalanan.

Teknologi CDMA2000 ini mengalami perkembangan juga, yaitu dimulai dengan CDMA2000 1xRTT (radio tranmission technology) atau CDMA2000 1x, CDMA2000 1xEV-DO, CDMA2000 1xEV-DV, dan akhirnya menjadi CDMA2000 3xRTT (multicarrier).




CDMA2000 1x merupakan generasi pertama dari teknologi CDMA2000. Teknologi CDMA2000 1x ini mampu mempunyai kapasitas dua kali kapasitas dari pendahulunya CDMA-One (IS-95A) atau sekitar 35 kanal trafik/sektor/RF, dan juga dapat digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan maksimum sebesar 153 kbps (Release 0) atau 307 kbps (Release 1) untuk spektrum frekuensi dengan pita lebar (bandwidth) sebesar 1,25 MHz. CDMA2000 1x ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi semacam games, e-mail, chatting, MP3 download, picture download, dan lain sebagainya.

CDMA2000 1xEV merupakan generasi berikutnya dari generasi CDMA2000 1x dan dikembangkan dalam 2 fase, yaitu data only (DO) dan data voice (DV). Ada perbedaan yang sangat penting pada sistem multipel akses antara CDMA2000 1x dan CDMA2000 1xEV. Pada CDMA2000 1x masih digunakan walsh code dan FDMA saja untuk proses pembagian kanal, sedangkan pada CDMA2000 1xEV juga digunakan teknologi time domain multiplexing (TDM) untuk pengiriman data yang berupa paket (packet switched data).

CDMA2000 1xEV-DO diperkirakan akan mampu untuk mentransmisikan data dengan kecepatan maksimum sampai 2,4 Mbps yang dapat digunakan untuk aplikasi video conferencing. CDMA2000 1xEV-DV akan mempunyai performa lebih baik lagi, yaitu diperkirakan akan mampu untuk mentransmisikan voice dan data berkecepatan tinggi sampai 3,09 Mbps yang dapat digunakan untuk high speed multimedia services.

CDMA2000 3x (multiple carrier) merupakan penggabungan beberapa carrier yang ada pada CDMA2000 1x sehingga mempunyai pita lebar yang lebih lebar, yaitu 5 MHz dan menghasilkan kecepatan data yang lebih baik.

Ditinjau dari sisi operator seluler, teknologi CDMA2000 ini memberikan beberapa keuntungan karena jaringan CDMA2000 ini dapat dikembangkan dari jaringan CDMA-One yang sudah ada sehingga bisa menghemat investasi. Selain itu, kebutuhan alokasi frekuensi dapat dilakukan secara bertahap mulai dari single carrier (CDMA2000 1x) sampai multiple carrier (CDMA2000 3x).

Ditinjau dari sisi kompatibilitasnya, teknologi CDMA2000 ini backward compatible dengan CDMA-One sehingga handset CDMA2000 juga dapat digunakan pada jaringan CDMA-One apabila di area tersebut tidak tersedia jaringan CDMA2000.

Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x

Arsitektur jaringan CDMA secara umum dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini :


Bagian-bagian dari konfigurasi jaringan CDMA dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. User Terminal

User Terminal terdiri dari komponen sebagai berikut :

a. Fixed terminal, atau

b. Portable / hand held

2. Radio Access Network (RAN)

Radio Access Network (RAN) terdiri dari beberapa komponen berikut :

a. Base Terminal Station (BTS)

b. Base Station Controller (BSC)

c. Packet Control Function (PCF)

3. Circuit Core Network (CCN)

Circuit Core Network (CCN) terdiri dari beberapa komponen berikut :

a. Mobile Switching Center (MSC)

MSC diletakkan di pusat jaringan mobile communication dan juga bekerja; dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll.

a. Home Location Register (HLR)

HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data.

b. Visitor Location Register (VLR)

VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari mobile station, yang berada pada area kontrol..

4. Packet Core Network (PCN)

Packet Core Network (PCN) terdiri dari beberapa komponen berikut :

a. Router

Router berfungsi untuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang terdapat pada jaringan CDMA2000 1x.

b. Fire Wall

Fire wall berfungsi untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari luar yang tidak diijinkan.

c. Packet Data Serving Network (PDSN)

PDSN adalah komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA 2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Beberapa fungsi PDSN antara lain :

a. Membentuk, memelihara, dan memutuskan sesi point-to-point protocol (PPP) dengan pelanggan.

b.Membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan radio network melalui antar muka radio-packet.

c.Mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi, dan akunting yang diperlukan oleh AAA.

d. Authentication, Autorization and Acconting (AAA)

AAA menyediakan fungsi untuk authentication berkaitan dengan PPP dan hubungan mobile IP, melakukan authorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen, dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protocol Remote Access Dial In User Service (RADIUS). AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR.

a. Home Agent (HA)

HA berfungsi untuk menelusuri lokasi mobile station, sekaligus mengecek apakah paket data telah diteruskan ke mobile station tersebut.

Struktur Link

Pembahasan struktur link dibagi menjadi dua kategori yaitu forward link (down link) dan reverse link (up link). Pada CDMA mempunyai sistem link yang unik karena forward dan reverse memiliki struktur link yang berbeda. Forward link memiliki 4 jenis saluran (channel) yaitu pilot, sinkronisasi,

paging dan traffic channel. Sedangkan pada reverse channel hanya memiliki dua jenis saluran yaitu access dan traffic channel. Gambar dibawah ini menggambarkan struktur link yang dipakai dalam CDMA berdasarkan standar IS-95.



Forward Channel

Pada forward channel terdiri dari satu kanal pilot, satu kanal sinkronisasi, tujuh kanal paging dan beberapa kanal trafik. Masing-masing channel code tersebut disebarkan secara orthogonal dengan fungsi kode walsh yang sesuai dan kemudian disebarkan secara kuadratur dengan sepasang PN code.


A. Pilot Channel

1. Merupakan sinyal spektrum tersebar tak bermodulasi yang

dipancarkan terus menerus oleh base station.

2. Digunakan oleh MS untuk keperluan sinkronisasi awal.

3. Digunakan untuk mengukur kuat sinyal dalam mendukung proses handoff.

4. Menggunakan kode walsh 0 (W0).

B. Sinkronisation Channel

1. Digunakan oleh MS untuk mendapatkan informasi waktu dan informasi khusus sel sehingga dengan kanal sinkronisasi , MS dapat menggunakan sistem waktu normal.

2. Disebarkan dengan kode walsh 32 (W32) pada kecepatan chip 1,288 Mbps dan dipancarkan oleh base station secara kontinyu.

3. Untuk suatu base station tertentu, kanal sinkronisasi menggunakan pilot PN offset yang sama seperti pada pilot channel.

C. Paging Channel

1. Digunakan oleh sistem CDMA untuk mengirimkan pesan-pesan yang ditujukan pada MS.

2. Paging channel mengirimkan informasi pada kecepatan data 9600 bps atau 4800 bps dengan durasi frame 20 ms.

3. Kode walsh 1 sampai 7 digunakan untuk paging channel. Tetapi operator dapat menggunakan kurang dari 7 channel.

D. Forward Traffic Channel

1. Digunakan untuk pengiriman informasi user dan informasi signalling ke MS selama panggilan.

2. BS mengirimkan informasi dalam traffic channel pada bit rate yang bervariasi, yaitu : 9600, 4800, 2400 dan 1200 bps.

3. Setiap traffic channel dibedakan secara unik oleh kode walsh.

4. Kode walsh yang telah dialokasikan untuk MS dalam suatu sel omnidirectional tidak dapat digunakan oleh MS lain didalam sel tersebut selama berlangsungnya pembicaraan.

Reverse Channel

Pada reverse channel memiliki acces channel dan traffic channel. Reverse CDMA channel diidentifikasi dengan pergeseran waktu yang unik dari long PN code. Pada PN code yang digeser waktunya, mempunyai korelasi yang sangat kecil satu sama lain. Data yang ditransmisikan pada reverse CDMA channel dikelompokkan dalam frame 20 ms.



A. Access Channel

1. Access channel adalah code channel yang digunakan oleh mobile station untuk memulai komunikasi dengan BS dan untuk merespon pesan kanal paging.

2. Satu atau lebih access channel dipasangkan dengan setiap kanal paging.

B. Reverse Traffic Channel

1. Digunakan untuk pengiriman informasi user dan signalling menuju BS selama panggilan

Konsep dasar Jaringan CDMA 20001x EV DO

CDMA2000 1x EV-DO merupakan teknologi yang optimal untuk mendeliver layanan high speed wireless data pada terminal mobile dan fixed yang menggunakan dedicated carrier dengan bandwidth 1.25 MHz. adapun Referensi model dari CDMA2000 1x EV-DO adalah sebagai berikut:


CDMA2000 1x EVDO didesain untuk mengoptimalkan layanan paket data untuk berbagai aplikasi antara lain: Web browsing, File transfer, VoIP, Wireless video conferencing, Streaming video, Wireless Network Gaming, Push to Talk dan Push to Media. CDMA2000 1x EVDO didesain mempunyai bandwidth yang sama, coverage area dan karakteristik spectral dengan CDMA2000 1x/IS-95 yaitu 1.25 MHz. Ini memungkinkan EVDO di deploy pada frekuensi yang dedicated disamping frekuensi 1x/IS-95. seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.6. Alokasi frekuensi untuk CDMA2000 1x/IS-95 dengan EVDO


Forward Link

Adapun fitur dari forward link adalah sebagai berikut:

1. Struktur forward link pada EVDO berbeda dengan CDMA2000 1x/IS-95. Forward link pada EVDO adalah Time Division Multiplexed (TDM) yang berlawanan dengan Code Division Multipelxed (CDM) pada CDMA2000 1x/IS-95.

2. Power yang full yang diberikan pada user, tidak menggunakan power control sebagaimana yang ada pada CDMA2000 1x/IS-95

3. Data rate yang bervariasi dari 38,4 Kbps hingga 2,4 Mbps yang menyesuaikan dengan perubahan kondisi kanal. Hal ini kontras dengan CDMA2000 1x/IS- 95, yang menggunakan power control untuk mengubah power transmisi utnuk mengatasi perubahan pada kondisi kanal.

4. setiap carrier EVDO menyediakan data channel yang dibagi menjadi 1,67 ms slot, dimana setiap slot terdiri dari 2048 Psodoramdom noise (PN) chip.

5. ukuran paket pada physical layer bervariasi dari 1 hingga 16 slot. Variasi ukuran paket tergantung pada data rate dan coding rate/skema modulasi untuk mengoptimalkan efesiensi spektrum dengan beradaptasi pada kanal yang berubah terhadap waktu

6. Modulasi yang digunakan adalah QPSK/8-PSK/16 QAM.



Reverse Link

Adapun fitur dari reverse link pada EVDO adalah sebagai berikut ;

1. Transmisi AT (Access Terminal) pada reverse link adalah Code Division Multiplexed, sama halnya pada CDMA2000 1x/IS-95.

2. Data rate bervariasi dari 9,6 kbps hingga 153 Kbps

3. Disusun dari 26,66 ms frame pada physical layer

4. Menggunakan modulasi BPSDK untuk semua data rate.

Karakteristik power output pada Access Terminal pada forward link 1x EV-DO

sama halnya pada terminal 1x/IS-95, hal tersebut karena :

1. Akses operasi kanal sama halnya dengan 1x/IS-95

2. Power control closed loop dan open loop mengatur output power dari pilot

channel dan MAC channel.

3. Power level untuk data diatur berdasarkan data rate yang digunakan.


Dari gambar diatas dapat jelaskan bahwa untuk mendukung implementasi jaringan CDMA 2000 1x EV DO dibutuhkan penambahan Channel Processing Module dan penginstallan Channel Resource software & Carrier software pada BTS, sedangkan pada sisi BSC dilakukan penambahan Selection and Distribution unit for EVDO SDU serta penginstalan EVDO Data service software. Untuk lebih jelas mengenai penambahan equipment baik software maupun hardware dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Karakteristik Layanan CDMA 20001x EV DO

Sesuai standar 3GPP TS 123.107, ada empat kelas layanan berdasarkan Qosnya. Faktor utama yang membedakannya adalah sensitivitasnya terhadap delay, yang mana kelas conversational menempati prioritas paling tinggi, disusul dengan kelas streaming, interaktif, dan yang terendah adalah kelas background. Jika dalam jaringan resource yang mendekati kondisi overload, maka trafik dengan prioritas tinggi akan diutamakan, sedangkan yang yang terendah akan ditunda ( buffering ).

Spesifikasi 3G menetapkan empat kelas layanan, di antaranya :

Conversational

Hal ini dikarakteristikkan dengan rendahnya delay, jitter (variasi delay), dan error. Kebutuhan akan laju data dapat bervariasi, tetapi secara umum bersifat simetris.. Suara dan data termasuk dalam kategori ini.

Interactive

Interaktif trafik dikarakteristikkan dengan toleransi yang rendah terhadap error, tetapi memiliki toleransi terhadap delay yang lebih tinggi daripada layanan conversational.

Streaming

Layanan streaming mempunyai toleransi error yang rendah, tetapi pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi terhadap delay dan jitter.

Background

Hal ini dikarakteristikkan dengan sangat kecilnya delay. Contohnya adalah pengiriman email dari server ke server dan SMS.


Nah, bagaimana dengan pemaparan tentang Pengenalan Sistem Selular CDMA 2000 apakah temen -temen akan beralih menggunakan Seluler yang berbasis CDMA ??. Sudah tidak diragukan lagi kehandalan yang telah diberikan teknologi seluler yang berbasis CDMA 2000 kepada penggunanya . Semoga dengan artikel ini temen- temen mendapat pengetahuan tentang perbadingan teknologi seluler yang beredar di negara kita .

- Terima Kasih -


Sumber :

1.Budirahardjo,Lukas(2003).Teknologi Seluler CDMA2000 dan Aplikasinya


2.Masyitha_111068034

Studi Implementasi Jaringan CDMA20001x EVDO Di PT SMART TELECOM JAKARTA

(CDMA 20001x EV DO IMPLEMENTATION STUDY AT PT.SMART TELECOM JAKARTA),IT TELKOM


3.www.x-phones.com

4.www.tabloid-ponsel.com

5.www.ristishop.com- TELKOM R&D Center

6.www.sda-indo.com




TENTANG BLOG INI

Blogs ini dibuat untuk memenuhi tugas Jaringan Telekomunikasi (JarTel ) yang di bimbing oleh Dosen kami yaitu Bapak Hadiy.Semoga Blogs ini dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh temen-temen pembaca , dan dapat menambah pengetahuan temen-temen. Saya selaku penulis dan pengedit Blogs ini mengucapkan -TERIMA KASIH - BY IB

Pengikut

TENTANG KAMI

Foto saya
Kami adalah kelompok Jaringan Telekomuniksi kelas TT-31-06 yang membuat Tugas CDMA2000 yang diberikan oleh Pak Hadiy yang merupakan Dosen IT Telkom JARTEL, Kelompok CDMA2000 terdiri dari: 1.Ida Bagus P.Mahayana (111071045) 2.Nusriyati Mahmudah Nashuha (111070056) 3.Angga Sanianto (111060009)

Bagaimana menurut anda blogs kami( dari segi tampilan dan isi ) ????